portraitofyomama.com -Sebuah video yang memperlihatkan seorang penjual pentolan di Ambon, Maluku, berjalan sempoyongan karena diduga dicekoki minuman keras (miras) viral di media sosial. Video tersebut memicu kemarahan warganet, yang mengecam aksi tidak bertanggung jawab pelaku yang melibatkan seorang pekerja kecil yang tengah mencari nafkah.
Kejadian yang Terekam Kamera
Dalam video yang diunggah oleh salah satu akun media sosial, tampak seorang pria paruh baya yang diketahui bekerja sebagai penjual pentolan mengalami kesulitan berjalan dengan stabil. Dia terlihat sempoyongan di pinggir jalan setelah diduga dipaksa minum miras sebanyak empat gelas oleh sejumlah orang.
Menurut informasi yang beredar, insiden tersebut terjadi di salah satu kawasan di Kota Ambon. Pria tersebut awalnya melayani pembeli yang kemudian mengajaknya untuk minum. Namun, ajakan itu berubah menjadi pemaksaan hingga korban tidak mampu menolak.
Kondisi Korban Setelah Insiden
Penjual pentolan itu, yang diketahui bernama Pak Hamid (nama samaran), dilaporkan sempat kehilangan kesadaran akibat efek miras yang diminumnya. Beberapa warga sekitar akhirnya menolong dan membawa korban pulang ke rumahnya. Keluarga korban menyatakan bahwa Pak Hamid tidak pernah mengonsumsi miras sebelumnya, sehingga kondisinya memburuk setelah insiden tersebut.
“Dia orang baik yang cuma cari nafkah untuk keluarga. Kami sangat kecewa dengan orang-orang yang memperlakukan dia seperti itu, ujar salah satu anggota keluarga.
Reaksi Warganet
Video ini memicu kemarahan warganet yang mengecam tindakan pelaku. Banyak yang menilai bahwa aksi tersebut sangat tidak beradab, terutama karena korban adalah seorang pekerja kecil yang hanya berusaha mencari penghidupan.
Berikut beberapa komentar warganet:
- Miris banget, orang lagi jualan buat keluarga malah dikerjain kayak gitu.
- Ini bukan lucu, ini penghinaan. Harus ditindak tegas!
- Penjual pentolan itu hanya cari makan halal, kenapa tega banget dicekoki miras?
- Harusnya pelaku diproses hukum biar jadi pelajaran.
Langkah Aparat Kepolisian
Setelah video tersebut viral, pihak kepolisian setempat bergerak cepat untuk menyelidiki insiden tersebut. Kapolresta Ambon menyatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi beberapa pelaku yang terekam dalam video.
“Kami sedang mendalami kejadian ini. Jika terbukti ada unsur pemaksaan atau tindakan yang membahayakan korban, pelaku akan kami tindak tegas, ujar Kapolresta Ambon dalam konferensi pers.
Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain, terutama terhadap pekerja kecil yang sedang berusaha mencari nafkah.
Dampak Sosial dan Psikologis
Aksi seperti ini bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik korban, tetapi juga memiliki efek psikologis yang signifikan. Seorang psikolog, Dr. Maria Lestari, menjelaskan bahwa pengalaman seperti ini dapat meninggalkan trauma bagi korban.
“Korban bisa merasa dihina, kehilangan harga diri, dan bahkan enggan untuk kembali bekerja di lingkungan yang sama karena takut kejadian serupa terulang, jelasnya.
Selain itu, tindakan seperti ini mencerminkan rendahnya empati dan rasa hormat terhadap sesama manusia, yang berpotensi memicu ketegangan sosial.
Ajakan untuk Berempati
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya saling menghormati dan menjaga martabat setiap individu, terlepas dari status sosial atau profesi mereka. Para pekerja kecil seperti penjual pentolan adalah bagian penting dari masyarakat yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara halal.
Beberapa tokoh masyarakat di Ambon telah menyerukan agar insiden ini dijadikan pelajaran bagi semua pihak untuk lebih peduli dan menghargai satu sama lain.
“Empati adalah kunci untuk menjaga harmoni dalam masyarakat. Jangan sampai tindakan seperti ini merusak hubungan antarmanusia, ujar salah satu tokoh adat di Ambon.
Penutup
Kejadian penjual pentolan yang dicekoki miras ini tidak hanya mencoreng nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga menjadi cerminan perlunya edukasi tentang pentingnya empati dan penghormatan terhadap sesama. Semoga pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dan korban segera pulih, baik secara fisik maupun mental.
Kasus ini juga mengingatkan kita untuk terus menjaga martabat dan solidaritas di tengah keberagaman sosial di Indonesia. Karena, sebagaimana disebutkan dalam pepatah lama, Hormatilah orang lain sebagaimana kamu ingin dihormati.